Jumat, 13 Agustus 2010

Tentang hujan...Tentang arti yang dibawanya serta...

Saat hujan turun, semua orang di lobby ini seperti terhipnotis. Ada tatapan yang menerawang entah kemana, pikiran berlarian kesan-kemari.

Seorang pria menghampiri seorang wanita yang sedang duduk melamun sendirian.

"bolehkan aku duduk disini...?!", tanya pria itu sambil mengeluarkan rokok dari saku kemejanya.

sang wanita melemparkan pandangannya ke sekeliling sambil kemudian mengangguk pelan.

"masih merokok...?!", tanya pria itu sambil menyodorkan sebungkus rokok miliknya.

"iya, tapi aku punya rokok sendiri...", tolak wanita itu dengan halus.

"ohh..okay...", sahut pria itu sambil menyalakan rokoknya.

asap putih mengepul dari mulut dan hidung pria itu. Hujan masih turun dengan derasnya, udara memang tak begitu dingin, namun entah kenapa bisa membuat orang2 di lobby ini seolah2 membeku.

"menunggu hujan berhenti...?!", tanya pria itu sambil memasukkan kembali rokoknya ke dalam saku kemeja.

wanita itu mengangguk.

"kamu sendiri...?!", tanya wanita itu sambil membenarkan posisi duduknya.

"umh...maunya sih hujan-hujanan...", jawab pria itu sambil tersenyum.

"oh ya...?!, serius...?!", tanya wanita itu lagi sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari tas jinjing yang tergeletak disampingnya.

"iya, tapi ini masih jam kerja, bisa runyam urusannya...", jawab pria itu sambil tersenyum.

wanita itu balas tersenyum sambil menyalakan rokok putihnya. Asap mengepul dari mulutnya.

"adakah hujan berarti sesuatu...?!", tanya pria itu sambil memalingkan wajahnya keluar lobby.

"maksud kamu...?!", tanya wanita itu sambil membenarkan posisi duduknya kembali.

"umh, entahlah...akhir2 ini sering terbesut di dalam pikiranku...", jawab pria itu sambil terus menatap keluar lobby. Memandangi hujan.

wanita itu ikut memalingkan wajahnya ke luar lobby. mereka berdua memandangi hujan.

"maksudku, kita terbiasa dengan rutinitas saat hari cerah. Dengan kesibukan dan tugas-tugas pekerjaan atau yang lainnya. Manusia saat hari cerah seperti memakai kacamata kuda, pikiran manusia pun seperti itu, umh...entahlah...", lanjut pria itu sambil menatap wanita itu dalam2.

wanita itu masih memandangi hujan, memandangi gemericik air hujan.

"hujan ini seperti fungsi 'PAUSE' buatku...", pria itu menambahkan.

wanita itu memalingkan wajahnya dan menatap wajah pria yang ada di hadapannya itu.

"aku tak mengerti maksud kata2mu, sama seperti maksud dari kata2mu yang dulu. Entah bagaimana aku tak bisa mengerti...", sahut wanita itu dengan suara yang agak keras.

"maafkan aku...", ujar pria itu pelan.

wanita itu tak menjawab, diisapnya rokoknya dalam2 dan dikepulkannya asap rokok tersebut dengan keras.

"ada sesuatu yang hilang dan itu kurasakan saat aku harus berdiam sebentar karena hujan yang turun. Saat aku menunggu hujan reda, aku berpikir tentang kamu, berpikir tentang orang2 yang berarti buatku. Aku tahu dan sadar bahwa aku telah kehilangan kamu dan mereka semua...", ujar pria itu lirih.

wanita itu tak menjawab, hanya menatap wajah pria itu.

"kamu tahu, akhir2 ini hujan sering turun...?!, sesering itulah aku memikirkan dirimu, aku menyesal...sungguh, aku terlalu menyesal karena terlambat tuk menyadari...", lanjut pria itu sambil mematikan rokoknya.

"tapi aku tak sendiri, orang2 di sekitarku yang menunggu hujan pun sama sepertiku. Mereka melamun, menerawang, berpikir, atau mungkin mereka menumpahkan penyesalan mereka sama seperti aku. aku tahu aku tak sendiri...", pria itu menambahkan.

"aku sibuk...aku tak bisa berbincang terlalu lama...", sahut wanita itu dengan pelan.

"aku tahu kamu sibuk, aku pun tak masalah jika kamu membalaskan hal yang sama seperti yang kulakukan padamu, aku tak pernah memasalahkan itu. aku akan memudahkannya agar kita impas. sungguh, aku tak apa2 dengan itu...", ujar pria itu sambil mencoba tersenyum meski sulit.

"lalu apa...?!, mau kamu apa...?!", tanya wanita itu sambil menahan air mata.

"aku tak sendiri dalam menyesali semua yang kulakukan padamu, seperti yang kuceritakan padamu tadi, beberapa orang yang kutemui saat menunggu hujan berhenti, mengalami hal yang sama denganku, mereka sama menyesalnya seperti aku. Hanya saja, jika kesalahan mereka dimaafkan dan penyesalan mereka diterima oleh orang2 yang mereka cintai, sedangkan aku tidak, itu berarti aku benar2 sendiri...", ujar pria itu sambil berdiri dari duduknya.

wanita itu menangis, air matanya mengalir deras di kedua pipi putihnya.

"aku tak pernah ingin menyia-nyiakan dirimu, tapi itu yang terjadi. Aku berterima kasih pada Tuhan dan hujan yang telah menyadarkan aku dan memberi aku waktu tuk berpikir dan merenung. Menyadari semua kesalahanku dan menyesalinya. Aku ingin memulainya kembali, mencoba memperbaikinya kembali denganmu, atau dengan yang lainnya...", ujar pria itu dengan suara yang bergetar.

"kenapa kamu berdiri seperti itu...?!, kamu mau kemana...?!, di luar masih hujan...", sahut wanita itu dengan suara terisak.

pria itu tak menjawab dan kembali duduk.

"kamu tak ingin menyeka air mataku ini...?!", ujar wanita itu pelan sambil dicobanya tuk tersenyum.

pria itu pun tersenyum bersama air mata yang kini tumpah.

Hujan di luar masih turun dan semakin deras. Beberapa orang di lobby ini masih melamun, menerawang, pikiran mereka berlari kesana-kemari mencari jawab atas semua tanya, mencari sebab atas semua akibat, dan mungkin mencari maaf atas kesalahan yang kini mereka sesali. Orang2 itu masih terdiam dan membeku, hanya dua orang yang menemukan kehangatan yang dulu pernah ada diantara mereka dan sempat hilang.

Hujan yang turun selalu mempunyai arti, adakah hujan yang turun memiliki arti buatmu...?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar