Tak ada yang benar-benar berubah dari kami berdua.
Tre : “kamu udah lama nunggunya…?!”
Fio : “belum…baru sekitar 15 menit yang lalu aku sampe disini…”
Tre : “ohh…ada apa emangnya nyuruh aku dateng kesini…?!”
Fio :”pengen ketemu, kangen…”
Tre : “oh ya…?!, masa sih…?!”
Fio : “pertanyaan macam apa itu…?!”
Tre : “hehehe…”
Fio :” kenapa kemarin kamu gak mau diajakin ketemuan…?!”
Tre : “gak apa2 koq…”
Fio : “ enggak, pasti ada apa2, aku tahu kamu…”
Tre : “gak apa2, gak ada apa2…”
Fio : “serius…?!”
Tre ngangguk2.
Tre : “kalo sore jalanan macet banget ya…?!, kayak eksodus gila2 an…hehehe…”
Fio : “namanya juga Jakarta..”
Tre : “hehehe…iya, tapi pemandangan mahasiswi2 bubaran cukup bikin seger mata hahaha…”
Fio : “dasar kamu…”
Tre : “ ehh…aku ke toilet dulu sebentar ya…”
Fio : “iya…matanya jangan ngintip2 toilet cewe yah…”
Tre : “hahaha..masih inget aja….”
Fio : “dasar kamu…”
Tak lama kemudian tre pun kembali dari toilet.
Fio : “ini apa, tre…?!”
Tre terdiam dan kaget. Fio memegang obat2 tre.
Fio : “ini apa, tre…?!”
Tre hanya bisa duduk terdiam.
Fio : “kamu kenapa, tre…?!”
Tre : “ gak kenapa2 koq…hehehe…”
Fio : “cukup, tre…jangan kamu pake topeng kamu di depan aku…!!!”
Tre : “topeng apa…?!, orang gak ada apa2 koq…”
Fio : “lalu, obat anti anxietas dan anti depresi ini maksudnya apa…?!”
Tre : “ itu punya temen, ketinggalan tadi, makanya aku bawa…”
Fio : “jelas2 ada nama kamu di bungkusan obatnya…ada apa, tre…?!”
Tre : “gak ada apa2, udahlah….!!!”
Fio : “cerita, tre…ceritain ke aku…”
Tre : “aku gak apa2…!!!, udahlah…!!!, gak ada yang perlu diceritain…!!!”
Fio : “selalu saja begitu, semuanya disimpan sendiri…!!!,”
Tre : “gak ada yang berubah kan…?!”
Kali ini fio yang terdiam.
Tre : “achi yang cerita semua ke kamu kan…?!”
Fio mengangguk.
Tre : “kamu ngajakin aku ketemuan buat mastiin kan…?!”
Fio mengangguk lagi.
Tre : “yaudah, kamu kan udah tahu, berarti udah selesai kan acara ketemuan ini…?!”
Fio : “ kamu mau pergi…?!”
Tre : “kamu yang pergi, bukan aku…!!!”
Fio terdiam lagi.
Tre : “kamu selalu takut aku akan pergi, tapi ketakutan kamu itu gak pernah terjadi, karena kamu yang pergi, bukan aku…!!!”
Fio : “kamu benci sama aku, tre…?!”
Tre menggeleng.
Fio : “lalu kenapa kata2 kamu barusan terdengar seperti penuh kebencian…?!”
Tre : “cinta, tak pernah benci…”
Fio : “ceritakan padaku, tre…”
Tre menggeleng pelan.
Fio : “lalu, pada siapa kamu kan bercerita…?!”
Tre : “gak ada…satupun gak ada…”
Fio : “aku tahu tre, semua tentang kamu dan dunia kamu, aku tahu tre…”
Tre : “lalu, buat apa kamu memintaku untuk bercerita…?!”
Fio terdiam.
Tre : “ sudahlah fio, kamu tak perlu mengkhawatirkan aku terus…”
Fio :”karena kamu merusak diri kamu sendiri, tre…!!!”
Tre terdiam.
Fio : “achi cerita semuanya ke aku…!!!, berhentilah, tre…!!!”
Tre menggeleng.
Fio : “kemana tre yang aku kenal dulu…?!”
Tre : “ sudah mati, jadi aku rasa kamu tak perlu mengkhawatirkan aku lagi…”
Fio : “aku sayang kamu, tre…”
Tre terdiam.
Fio : “aku memang pergi, tapi aku selalu sayang sama kamu, tre…”
Tre : “ ya, aku tahu…”
Fio : “ kamu bergaul sama siapa bisa jadi seperti ini, tre…?!”
Tre : “tak ada…”
Fio : “jauhi obat2 itu, tre…”
Tre : “tapi obat2 itu membuatku tenang dan nyaman…”
Fio : “ apa obat itu sama seperti aku yang bisa membuat kamu tenang dan nyaman…?!”
Tre terdiam lagi.
Fio : “kamu ingin menggantikan diriku dengan obat itu…?!”
Tre mengangguk pelan.
Fio pun menangis.
Tre : “berhentilah mengkhawatirkan aku, aku ini bukan siapa2 kamu lagi...”
Fio : “aku sayang sama kamu, tre…”
Tre : “sudahlah, biarlah seperti ini. aku pergi sekarang…”
Fio : “aku belum selesai, tre…”
Tre : “sudah selesai, kamu hanya belum menyadarinya…aku pergi sekarang..”
Fio : “stay sane, tre…please, stay sane for me….!!!”
Tre : “I’m sorry, I can’t…so sorry…”
Tre meraih obat2 miliknya dan memasukkannya kembali kedalam tas. Tre berjalan meninggalkan fio yang masih menangis. Tre dan Fio sama2 menangis, yang satu bisa terlihat dengan jelas, yang satu lagi tidak. Tre memang senang menyimpan segala hal untuk dirinya sendiri, meski hal itu adalah sesuatu yang paling menyakitkan bagi dirinya.
Fio tak lagi mengenal wajah Tre yang sebenarnya, Tre pun demikian. Semuanya terbaur dengan sempurna. Sebaur cinta mereka berdua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar