Kamis, 29 Oktober 2009

D.I.S.T.O.R.S.I

Kedua mata sandy sibuk mengawasi citra dari pinggir kolam renang, sambil sesekali melihat ke orang2 yang juga sedang berenang di kolam renang sebuah hotel di Ancol ini.

Semilir angin sepoi di sore yang teduh ini menyibak rambut sandy. Mulut sandy berulangkali menarik dan menghembuskan asap rokok. Angin sepoi membawa lari asap tersebut lalu kemudian hilang.

“kamu gak berenang, san…?!”, Tanya citra yang sudah duduk di sebelah sandy.

“sebentar lagi, aku lagi nunggu temen aku..”, jawab sandy sambil menikmati rokoknya.

“siapa…?!”, Tanya citra sambil mengambil orange jus di meja.

“Chandra…”

“ohh…”

“janjian jam berapa…?!”

“harusnya sih dia udah datang, mungkin kena macet…”, jawab sandy sambil mematikan rokoknya.

“ohh…”

“kamu seperti orang bingung, san…?!, ada apa…?!”, selidik citra.

“gak ada apa2 koq, cit…”, jawab sandy sambil tersenyum.

“hm…baguslah kalo begitu…”

Mata sandy menatap seorang pria yang sedang berjalan kearahnya. Chandra.

“lanjutin sana berenangnya, nanti aku nyusul…”, ujar sandy sambil membelai rambut citra.

“iya…”, sahut citra sambil berjalan meninggalkan sandy dan masuk ke kolam renang lagi.

“halo, san…”, sapa Chandra.

“Duduk, chan…”

Kedua pria itu berjabat tangan.

“citra mana…?!”, Tanya Chandra sambil mengambil buku menu, melihat-lihat minuman yang akan dia pesan.

“lagi berenang. Tuh…!!!”, jawab sandy sambil menunjuk ke arah citra yang sedang berenang di kolam renang.

Chandra memesan minuman. Sandy menyalakan rokok lagi. Chandra pun demikian.

“ada cerita apa…?!”, Tanya sandy sambil mengepulkan asap rokok.

“gw kemarin lusa ketemu dia…”, jawab Chandra.

“apa dia baik2 aja…?!, dia sehat2 saja kan…?!”, Tanya sandy sambil menaruh korek api ke meja.

Chandra mengangguk.

“Hanya saja…”, Chandra tak melanjutkan lagi kata2nya.

“hanya saja apa..?!”, Tanya sandy sambil mengubah posisi duduknya.

“umh…dia sepertinya sedang bingung, seperti sedang menyimpan masalah. Gw menangkapnya seperti itu. Semoga gw salah…”, jawab Chandra.

“oh ya..?!, kenapa gak loe cari tau…?!”

“Udah gw coba memancing-mancing dia buat cerita, tapi hasilnya nihil. Nol…”

“selain itu, ada apalagi…?!”

“dia bilang, dia mau pindah rumah. Rumah barunya nanti deket rumah orang tuanya…”

“ohh…”

Sandy terdiam. Chandra mengetuk-ngetukkan rokoknya di asbak. Beberapa abu rokok jatuh.

Sandy meraih HP miliknya yang tergeletak di meja. Tangannya sibuk menekan tombol2 di HP.

“nelfon siapa, san…?!”

“nelfon dia…”

“loe kan udah janji sama dia, selama dia gak nelfon loe, loe jangan nelfon dia. Keadaan loe dan dia sekarang udah jauh berbeda, gak kayak dulu lagi…!!!”

Sandy tak menjawab.

“ahh…!!!, dialihkan lagi….!!!”, ujar sandy sambil mematikan rokoknya.

Dicobanya lagi menelfon. Hasilnya sama ; dialihkan.

Terus dicobanya menelfon. Hasilnya tetap sama.

“masa sih, gak ada bayangan sama sekali dia kenapa…?!”, ujar sandy ketus.

“menurut loe, dia kenapa…?!”, sahut Chandra tak kalah ketus.

“dia memang seperti itu, gak mau cerita kalo gak di paksa…!!!”

“gw udah coba waktu itu. Maaf…”

Sandy menggaruk-garuk kepalanya. Diambilnya lagi sebatang rokok, lalu dinyalakannya.

“semua tentang dia selalu bikin loe seperti ini ya, san…?!”, Tanya Chandra sambil tersenyum.

“loe tahu alasannya kan…?!, apa perlu gw jawab untuk lebih menegaskan perasaan gw ke dia…?!”

“lalu citra…?!, bagaimana…?!”

“gw sayang sama citra, memangnya kenapa…?!”

“loe sayang citra, tapi di hati loe Cuma ada dia. Iya kan…?!”

“memangnya kenapa…?!, gak boleh…?!”

Chandra tersenyum.

“gw sayang sama citra. Gw juga memperlakukan citra dengan baik. Gw sama citra udah mau 3 tahun, gak mungkin kan waktu yang selama itu bakal terjadi kalo gw gak memperlakukan dia dengan baik..?!”, ujar sandy mnjelaskan.

“ya…!!!, selama itu pula loe ngebohongin dia…!!!, perasaan loe Cuma buat dia, bukan ke citra…!!!”

“tau apa loe tentang perasaan gw…?!”

“sayang loe ke citra itu palsu. Perlakuan loe ke citra itu palsu. Loe pake topeng ke citra, dan juga cewek2 yang pernah deket sama loe. Sementara dengan dia, loe gak pake topeng, loe apa adanya. Itu gak adil…!!!”

“gw memang pake topeng ke semua cewek yang deket sama gw setelah dia pergi. Gw mengakui itu. Tapi, gw gak merugikan mereka, gw gak menyakiti mereka, gw sayang sama mereka, gw memperlakukan mereka dengan baik. Gw memperlakukan dan menyayangi mereka seperti yang mereka inginkan…!!!”

“karena mereka gak tau, san…!!!. Mereka gak tau…!!!”

“sudahlah…!!!, loe kan Cuma pembawa pesan…!!!, gak usah komentarin gw…!!!”

Chandra tersenyum, sambil menarik nafas panjang.

“apa yang ada di pikiran loe…?!”, Tanya Chandra sambil meminum lemon tea.

“dia. Dia sedang apa…?!, apa yang dia pikirkan…?!, apa yang jadi masalahnya sekarang…?!, apakah dia baik2 saja…?!”,jawab sandy sambil mengalihkan pandangan matanya ke lautan lepas.

“tanamkan pikiran ini san ; dia baik2 aja, dia bahagia, dan dia menikmati hidupnya…”

“gw gak akan berfikir hal semacam itu, kecuali gw denger itu langsung dari dia. Sugesti model begitu gak pernah ada di kamus gw…”

“kalo loe berpikir seperti tadi, kapan loe akan berpikir untuk mulai membuka pintu hati loe…?!, membuka pintu hati loe buat citra…?!”

“hahahaaa…”

“kenapa tertawa…?!”

“gw ini kayak planet saturnus. Dia ada di dalam gw, di dalam planet inti, sementara citra dan yang lainnya hanya berada di cincinnya, berada di sekeliling planet inti. Tak bisa lebih dari itu…”

“itu gak adil buat citra…!!!”

“tau apa loe tentang keadilan…?!, dia direnggut paksa dari gw dan harus hidup dengan orang asing, orang yang gak begitu dia kenal. Apa itu adil buat dia…?!, adilkah itu buat gw…?!”

Chandra terdiam.

“loe Cuma pembawa pesan…!!!, gak usah banyak komentar…!!!, you’re just the messenger…!!!”

“hai…”, suara citra membuat obrolan mereka terhenti.

“hai, citra…”,sahut Chandra sambil tersenyum.

“koq belum turun juga ke kolam renang…?!”, Tanya citra sambil membelai rambut sandy.

“nanti ya, aku lagi ngobrol sama Chandra…”

“ngobrolin apa…?!, kayaknya seru banget…?!”

“ngobrolin kerjaan…”

“ayo dong, temenin aku berenang….sekarang…”, ujar citra sambil menarik tangan sandy.

“nanti ya, cit…sebentar lagi. Kamu lanjutin aja berenangnya, sebentar lagi aku turun kok…”, ujar sandy sambil tersenyum.

“bener ya..?!, sebentar lagi ya…?!”

“iya…aku janji, udah sana, lanjutin lagi berenangnya…”, jawab sandy sambil tersenyum dan mencubit pipi citra.

“chan, gw tinggal ya…”, ujar citra sambil meninggalkan mereka.

Chandra mengangguk sambil tersenyum.

“itu yang gw bilang palsu…!!!, yang barusan itu…!!!, loe bisa dengan tenangnya ngelakuin itu. Benar2 gak ada perasaan bersalah sama sekali…!!!, gila loe…!!!”, ujar Chandra.

“loe benar. Tak ada perasaan sama sekali. Cuma topeng. Palsu. Fake. Dengan topeng ini gw jauh merasa lebih baik, lantas kenapa…?!”

“kalo loe sendiri yang jadi citra bagamana…?!”, Tanya Chandra.

“hahahaa…itu bukan pertanyaan. Ini baru pertanyaan ; gimana kalo cewek loe nge-fake perasaannya ke loe…?!”

Chandra terdiam.

“apakah loe tau…?!, darimana loe bisa tau…?!, gimana caranya loe bisa tau…?!”

Chandra masih terdiam. Taapannya kosong. Kepalanya memikirkan sesuatu.

“gimana kalo ternyata semua pasangan kita nge-fake perasaannya ke kita..?!, bohong tentang perasaannya yang paling dalam…?!, di hati mereka hanya ada orang lain, gak ada kita di dalam hati mereka. Gimana…?!”

“menurut loe gimana…?!”, Tanya Chandra. Suranya bergetar kesakitan.

“gw gak tau…!!!, karena di hati gw hanya ada dia, dan di hati dia hanya ada gw. Jadi, gw gak tau gimana rasanya. Maaf…!!!”

Chandra terdiam. Diambilnya sebatang rokok dengan tergesa lalu menyalakannya.

“gw tau apa yang loe pikirkan, chan…”

“apa…?!”

“cewek loe bukan…?!”

“entahlah….”

“loe pasti berpikir ini ; gimana kalo selama ini cewek loe nge-fake perasaannya ke elo…?!, iya kan..?!”

“menurut loe, san…?!”

“gw gak tau…!!!, kan udah gw bilang tadi, gw gak tau rasanya. Gw gak tau, chan….”

“pasti sakit ya…?!”

“gw gak tau…sekali gw bilang, gw gak tau rasanya…”

Chandra tak lagi mampu berkata-kata.

“loe Cuma pembawa pesan, chan. Loe gak perlu ikut masuk ke dalam pusaran ini. Loe harus menjaga perasaaan loe dari pesan yang gw dan dia sampaikan buat loe. You’re just the messenger…!!!, pembawa pesan tak perlu melibatkan perasaannya terhadap isi pesan yang akan dia bawa dan sampaikan. Itu hanya akan menggerogoti dirinya sendiri…!!!”

“entahlah, san…di satu sisi, loe dan dia begitu saling menyayangi. di sisi lain, kalian sedang menyakiti orang2 di sekitar kalian. Aneh dan rumit sekaligus. Gw bingung….”

“tanamkan ini dalam pikiran loe ; loe gak akan tersakiti, kalo loe gak membawa perasaan ke dalam hal2 yang bisa membuat loe tersakiti…!!!”

“setiap orang punya perasaan, san…!!!. Bagaimana mungkin…?!”

“maka pakailah topeng…!!!”

Chandra terdiam. Sandy berjalan menuju kolam renang, menghampiri citra. Citra tertawa, citra senang, citra bahagia karena memiliki sandy. Citra tak pernah tahu, pria yang ia cintai adalah seorang pria yang memakai topeng. Palsu. Bohong. Kosong. Di hatinya hanya ada dia, bukan citra.

Tapi sampai kapan…?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar