Kamis, 24 September 2009

F is Back...!!! [Our Secret Place ^^]

F tertegun di depan layar laptopnya, membaca sebuah note yang dibuat oleh S ketika dirinya koma.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

“Aku disini, disampingnya, menyaksikan dia tertidur pulas, menyaksikan batas antara kehidupan dan kematian. Buatku, dia seseorang yang special, seseorang yang mudah dibedakan dari orang lain. Sifatnya, tingkahnya, perilakunya, dan pembawaannya memang berbeda dari pria2 lain yang aku kenal.
Terkadang, aku berpikir bahwa apa yang aku lakukan sekarang sangat2 bodoh dan naïf. Dia yang terbaring disampingku adalah seseorang yang cuek, hampir tidak pernah mengumbar perasaan, datar, dingin, dan cenderung tertutup.

Beberapa teman bilang bahwa dia yang terbaring di sampingku ini tak punya hati, egois, apatis, anti-sosial, bermasalah dengan dirinya sendiri. Terlalu banyak usahaku yang tersia-siakan saat aku berusaha tuk tahu dirinya lebih dalam, karena dia menarik dirinya perbincangan, dia melarikan perasaannya ke dalam kotak yang tertutup rapat dan kedap. Terlalu sulit tuk bisa membuatnya membuka dirinya.

Entah sudah beberapa kali aku merasakan sakit dan luka karena cibirannya, umpatannya, teriakannya, dan juga makiannya. Luka dan sakit itu datang lalu pergi, datang lalu pergi lagi. Semenjak itu, aku semakin memperhatikannya, aku tak takut tuk terluka olehnya, karena luka itu akan pergi dengan sendirinya.

Aku jadi bertanya-tanya, apakah ini perasaan cinta..?! sejak kapan cinta itu hadir…?!, sejak kapan dia ada disana..?!, apakah dia tahu apa yang kurasakan..?!, apa dia tahu..?!, apa dia punya perasaan yang sama padaku..?!, entahlah…untuk berharap dia mau ngobrol denganku setengah jam saja pun aku tak banyak berharap, apalagi cinta.

Di hari dia kecelakaan dan koma, aku menyesal dan ketakutan. Aku menyesal tak memberi tahu padanya tentang perasaanku. Aku takut aku tak punya kesempatan menyampaikannya.
Dia masih terbaring dan terpejam disampingku. Berharap dia bangun adalah keinginanku yang paling besar sekarang. Aku ingin dia bangun, meski dia akan kembali menjadi seseorang yang membuatku terluka dan tersakiti. Aku benar2 kehilangan dirinya dalam hariku.

Bangunlah F, aku perlu kamu dalam hari2ku. Memandangimu dari kejauhan, karena mendekat terkadang begitu menyakitkan buatku. Aku punya rasa cinta buatmu yang akan aku simpan mulai sekarang, tak perlu tuk kau tahu.

Bangunlah F, teman2mu itu menunggu kamu terbangun, aku pun menunggu kamu membuka matamu. Bangunlah F, meski setelah kau terbangun, kita tak akan sedekat ini lagi, aku tak apa2. Bangunlah F, aku rindu kamu”.

------------------------------------------------------------------------------------

F masih tertegun di depan layar laptopnya. Setelah cengengesan sambil garuk2 kepala, F pun mematikan laptop nya. Tak lama dia pun tertidur.


Keesokan paginya.

Sebuah SMS membangunkan F di pagi yang sudah mulai beranjak siang. Diraihnya HP yang tergeletak di meja sebelah ranjangnya.

F, SORRY BANGET YA, HARI INI KITA GAK BISA KE RUMAH SAKIT, KITA ADA PERLU SOALNYA. TAPI TENANG AJA, KITA UDAH SURUH ORANG BUAT NEMENIN LOE HARI INI. ENJOY YOUR DAY, F.HAVE FUN.

F : “mereka itu….!!! *sambil garuk2 kepalanya*

Tak lama, seseorang membuka pintu kamar ruangan tempat F dirawat.

F : “astaga…!!!, loe lagi…?!”

S hanya tersenyum sambil melangkah mendekati F.

S : “loe udah bangun rupanya…?!”

F mengangguk pelan.

Tak lama, 2 orang suster memasuki ruangan.

Suster 1 : “di LAP dulu badannya ya, mas…”

F hanya mengangguk.

Kedua suster itu mulai sibuk menyiapkan peralatan untuk membersihkan badan F.

S : “biar saya saja yang nge-LAP, suster…”

F : “HEEE….?!, MAKSUD LOE…?!”

Suster 2 : “mbak pasti pacarnya mas ini ya…?!”

F : “OH MAI GOT…!!!”

S tersenyum membalas pertanyaan suster tadi.

S pun mulai membuka pakaian F. F terlihat risih sekali sambil sesekali menggumam gak jelas.

S pun mulai membersihkan badan F dengan lap yang telah dibasahi oleh air hangat. F pasrah. Badannya masih terlalu lemah untuk bergerak.

Setelah memakaikan pakaian kembali ke badan F, S pun mulai duduk di samping F.

F : “jangan deket2….!!!”

S hanya tersenyum dan tertawa kecil.

F : “udah di situ aja, jangan deket2…!!!”

S : “setelah sarapan nanti, kamu akan dibawa ke ruangan observasi…”

F : “UDAH TAU…!!!”

S : “ini rumah sakit, loe sebaiknya gak teriak2 seperti itu…”

F : “BODOO…!!!, GW BAYAR KOQ DIRAWAT DISINI…!!!”

S pun tertawa sambil membetulkan posisi selimut F.

F : “siapa yang nyuruh loe kemari lagi…?!, temen2 gw itu ya…?!”

S menggeleng.

F : “pasti ini ulah temen2 gw…!!!, liat aja nanti mereka itu…!!!, kurang ajaaarrr…!!!”

S : “mereka begitu peduli sama loe, F…”

F: “ loe gak perlu ngasih tau itu ke gw…!!!”

S : “ya, gw yakin loe tau mereka…”

F terdiam. Tak lama kemudian sarapan pun datang.

Dengan cekatan, S menaikkan sandaran ranjang F.

F : “gak usah disuapin….!!!, gw bisa makan sendiri…!!!”

S pun mendekatkan meja tempat sarapan ke dekat F.

Dengan gemetar, F memegang sendok dan mulai menyendok. Tapi sendok itu terlepas dari tangannya. Dicobanya lagi, tapi terlepas lagi. Badan F memang masih terlalu lemah.

F : “ARRGGHH….!!!, menyebalkan banget nih badan…!!!”

S : “tubuh loe masih lemah, F…”

Tak lama S mengambil sendok dan mulai menyuapi F. F pasrah dan kesal sekaligus.

F : “kenapa loe begitu baik sama gw…?!”

S pun berhenti menyuapi F. S terdiam.

F : “LUPAKAN…!!!, anggap gw gak pernah nanya…!!!”

S pun melanjutkan menyuapi F.

F : “sebenarnya, loe gak usah repot2 dateng kesini, kan ada suster2 yang akan mengurusi gw…!!!”

S tak menjawab.

Tak lama, sarapan pun selesai. Setelah meminum obat, F kembali berbaring di ranjang. S duduk disebelahnya. Memandangi F.

F : “ada yang aneh sama gw…?!”

S menggeleng.

F : “kenapa loe ngeliatin gw seperti itu…?!”

S tersenyum.

F : “nyeehh…!!!”

S : “kenapa loe bisa jadi seseorang seperti ini…?!”

F : “maksud loe….?!”

S : “loe berbeda dibandingkan orang2 yang gw kenal…”

F : “suka2 gw lah, hidup gw ini, apa urusan loe…?!”

S : “mungkin bila gw tau sebabnya, gw bisa bantu loe, F…”

F : “NAIF banget sih loe…?!”

S : “atau mungkin, loe mau sendirian menyelesaikannya…?!”

F : “BUKAN URUSAN LOE…!!!”

S terus memandangi F.

Seorang suster masuk kedalam ruangan sambil membawa sebuah kursi roda. Tak lama kemudian, F sudah duduk di kursi roda menuju ruang observasi. S pun ikut dengannya.

45 menit kemudian, F pun keluar dari ruang observasi. S kemudian mendorong kursi roda yang diduduki F kembali ke kamarnya.

F : “bisa berhenti sebentar…?!”

S: “kenapa…?!”

F: “gw bisa koq ngedorong kursi roda gw sendiri…”

S tak menjawab.

F : “loe sebaiknya pulang…”

S : “loe benci sama gw, F…?!”

F: “enggak…”

S : “lalu, kenapa loe nyuruh gw pulang…?!”

F : “gw gak mau loe deket2 gw…”

S : “kenapa…?!”

F : “SUDAHLAH…!!!, GAK USAH BANYAK NANYA…!!!, PULANG SANA….!!!”

S: “ kenapa…?!”*suara S mulai bergetar*

F : “gak kenapa2....!!!, SUDAHLAH, PULANG SANA…!!!”

S pun terduduk di selasar. Matanya mulai sembab menahan air mata agar tidak tumpah.

F pun terdiam.

F : “kenapa loe begitu perhatian sama gw, S…?!”

S : “gw sayang loe, F….”*sambil terisak*

F : “sayang…?!”

S mengangguk.

F : “cinta…?!”

S mengangguk.

F : “temen2 gw bilang, loe menungguiku ketika gw koma setiap hari, kenapa…?!, karena sayang…?!”

S mengangguk lagi.

F : “gw membaca note loe semalam…”

S pun menatap F sambil menyeka air matanya.

F : “GW SAKIT, S….!!!”

S : “GW TAU…!!!, GW TAU ITU…!!!, KASIH GW KESEMPATAN, F…!!!”

F : “gw gak pernah mau membawa seseorang masuk kedalam KESAKITAN gw, S…!!!, termasuk loe…!!!”

S : “tapi gw mau masuk kesana, F…!!!”

F : “karena rasa IBA…?!”

S : “karena loe BERBEDA…!!!”

F : “gw bisa pake TOPENG dan berlaku SAMA seperti orang normal lainnya, S…!!!”

S: “gw gak mau loe yang pake TOPENG, F….!!!”, gw mau melihat loe seperti yang temen2 loe lihat…!!!, seperti yang gw lihat sebelumnya…!!!”

F : “pergilah, S…!!!, loe hanya membuang-buang waktu loe…!!!”

S menggeleng.

S : “menyerahlah, F…!!!, sekali ini saja…!!!”

F menggeleng.

S : “loe gak percaya pada CINTA, F…?!”

F terdiam.

S: “ kenapa…?!, karena keluarga loe hancur…?!, karena loe melihat seorang cewe di masa lalu loe mati bunuh diri…?!, atau karena kepahitan hati akibat trauma masa lalu lainnya…?!”

F masih terdiam.

S : “menyerahlah, F…!!!, bagilah beban loe itu ke gw…!!!”

F : “pulanglah, S…!!!, bagian terburuk dari kesakitan gw belum pernah loe ketahui…!!!, PULANGLAH…!!!”

S : “gw menerima loe apa adanya, F…!!!”

F : “dan itu kata2 yang diucapkan oleh orang tua gw ketika mereka menikah, S….!!!, KATA2 YANG MEREKA BERDUA INGKARI PADA AKHIRNYA…!!!”

S : “gw akan bertahan demi loe, F….!!!”

F : “tanyakan pada DIA yang menggantung dirinya sendiri di kamarnya…!!!, DIA BILANG DIA AKAN BERTAHAN…!!!, DIA JANJI AKAN BERTAHAN BUAT GW…!!!, DIA PUN MENGINGKARI ITU…!!!”

S terdiam.

F : “gw gak perlu siapa2 peduli dengan kesakitan gw, GW GAK PERLU SIAPA2…!!!”

S : “F….”

F : “pulanglah, S…!!!, loe terlalu berharga, loe terlalu baik untuk orang SAKIT seperti gw ini…!!!, PULANGLAH…!!!”

S tak mampu lagi berkata. Larut dalam tangisan dan air mata.

F : “tolonglah, S…!!!, PULANGLAH…!!!”

S pun kemudian berlari meninggalkan F di koridor rumah sakit. F terduduk diam di kursi rodanya.


“PLOOKK…PLOOKK…PLOOOKKK…”,suara tepuk tangan mengagetkan F.

X : “WOW…!!!, mengharukan sekali…!!! ”

F : “X….?!”

X : “ heeyy, F…miss me…?!”

F : “tak sedetik pun….!!!”

X : “masa sih…?!, gw gak yakin…!!!”

F : “nyeehhh…!!!”

X : “masih saja menghindari dan menarik diri dari orang2 yang peduli sama loe, F…?!, atau lebih tepatnya ; melindungi mereka…?! “

F : “bukan urusan loe…!!!”

X : “ayo ke ruangan loe, yang lain sudah menunggu loe disana…!!!”

F : “siapa…?!”

X : “mereka…”

X pun mendorong kursi roda yang diduduki F menuju ruangan tempat F dirawat.


TO BE GOING TO...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar