Cherry : “sejak kapan kita sedekat ini…?!”
Gw : “entahlah, cukup lama nampaknya”
Cherry : “4 bulan ..?!”
Gw : “kayaknya lebih, 6 bulanan sepertinya “
Cherry : “trus…?!”
Gw : “trus apa…?!”
Cherry : “sampai kapan kita seperti ini..?!”
Gw : “kamu mau pergi… ?!, pergi saja !!”
Cherry : “bukan, maksudku sampai kapan kita seperti ini…?!”
Gw : “entahlah “
Cherry : “pernah berpikir tuk lebih serius dengan ku..?!”
Gw : “gak pernah, eh…pernah, tak tahulah…!!!”
Cherry : “ohh…”
Gw : “maaf”
Cherry : “tak apa, aku tak apa”
Gw : “selalu menyenangkan menghabiskan waktu denganmu”
Cherry : “apakah itu sebuah pujian ..?!”
Gw : “bukan, itulah bodohnya perasaan ku…!!!”
Cherry : “kenapa menyalahkan perasaan..?!, terlebih perasaanmu padaku…?!”
Gw : “aku cuma memikirkan dia “
Cherry : “pacarmu itu..?!”
Gw : “ya, pacarku”
Cherry : “kapan akan selesai..?!, masih lama kah..?!”
Gw : “entahlah, dia begitu baik dan perhatian, nyaris sempurna bagi ku “
Cherry : “sepertinya akan lama…”
Gw : “kau berharap aku dan dia berakhir..?!”
Cherry : “ya, apakah itu salah…?!”
Gw : “kau sendiri yang tentukan…!!!”
Cherry : “putuskan saja dia…!!!”
Gw : “atas dasar apa..?!, tak ada alasan yang logis, tak ada alibi yang masuk akal..!!!”
Cherry : “jadikan saja aku alibi mu..!!!”
Gw : “tak berminat…!!!”
Cherry : “kamu anggap aku ini apa..?!”
Gw : “aku juga bingung kamu ini apa…!!!”
Cherry : “pacarmu baru satu kan…?!”
Gw : “ya, hanya dia”
Cherry : “buatlah jadi dua…!!!”
Gw : “jangan memberiku saran yang sulit kulakukan”
Cherry : “sulitkah itu buatmu…?!”
Gw : “itu sesuatu yang tak bisa diterima orang2 terdekat ku..!!!”
Cherry : “lingkungan sosialmu maksudnya…?!”
Gw : “ya…!!!”
Cherry : “lucu, ini kan perasaan diantara kamu dan aku, kenapa melibatkan orang lain…?!”
Gw : “manusia makhluk social, perlu bersosialisasi, aku hidup dengan mereka”
Cherry : “omong kosong, ini gak ada hubungannya…!!!”
Gw : “anggapan orang2, pernah kah kau pikirkan itu…?!”
Cherry : “aku tak perlu memuaskan orang2 di sekitarku, kenapa harus..?!”
Gw : “karena apa yang kita perbuat mencerminkan siapa kita di mata mereka”
Cherry : “lalu, kenapa terkadang cermin itu memantulkan diri kita yang lain, diri kita yang mereka rubah semau mereka, diri kita yang sesuai persepsi mereka..?!”
Gw : “tiap manusia punya tingkat pemahaman yang berbeda, anggaplah itu sebagai kewajaran dalam hidup”
Cherry : ”kamu ini terlalu permisif..!!!”
Gw : “gak usah bawa2 sifat ku, kita tidak sedang membicarakan itu”
Cherry : “maaf, kita memang sedang membicarakan perasaan”
Gw : “ya, perasaan yang membuat ku bingung”
Cherry : “pilihannya hanya dua dan mudah sekali, pertama ; kau putuskan dia demi aku, kedua ; kau tetap dengan dia dan juga denganku. Mudah bukan…?!”
Gw : “entahlah...”
Cherry : “tak bisakah kau mengambil keputusan…?!”
Gw : “sejak kapan kita sedekat ini…?!”
Cherry : “6 bulanan, seperti yang kau bilang tadi”
Gw : “iya, kenapa kita bisa sedekat ini…?!”
Cherry : “karena selalu menyenangkan buatmu bila bersamaku. Seperti yang kau bilang”
Gw : “iya, bisakah aku minta tolong padamu…?!”
Cherry : “minta tolong apa…?!”
Gw : “anggap saja semua kata2ku tadi adalah kebohongan…!!!”
Cherry : “aku tak bisa, aku tak mau”
Gw : “tolonglah, sekali ini saja…!!!, lakukanlah untukku…!!!”
Cherry : “kamu seperti sedang menanam benih kebencian di hatiku..?!”
Gw : “semudah itukah kutanam kebencian di hatimu..?!”
Cherry : “demi siapa sampai2 kamu menyakiti perasaanku seperti ini…?!, demi dia…?!”
Gw : “ya, demi dia”
Cherry : “kita, kamu dan aku tak akan pernah bisa lebih dekat lagi dari ini…?!”
Gw : “tak ada yang tahu, percuma kamu tanyakan itu padaku”
Cherry : “aku tak tahu kita akan seperti apa esok”
Gw : “karena aku terlalu peduli pada esok, juga pada kita, kamu dan aku”
Cherry : “omong kosong…!!!”
Gw : “ya, semua kata2ku padamu hari ini adalah omong kosong”
Cherry : “aku tak tahu harus apa esok”
Gw : “cukuplah kau tahu tentang perasaanku padamu”
Cherry : “itu tak akan pernah membuatku merasa cukup…!!!”
Gw : “sejak kapan…?!”
Cherry : “sejak kita sedekat ini”
Gw : “kenapa bisa kita sedekat ini…?!”
Cherry : “cukup…!!! Rasaku hancur…!!!”
Gw : “rasaku pun hancur, sama seperti rasamu yang hancur”
cherry : “hancur demi dia…?!"
Gw : “ya, demi dia”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar