Minggu, 24 Mei 2009

Sebuah Silet

SEBUAH SILET,

sempat membuaiku dengan sebuah tawaran untuk mengakhiri hidupku,

silet itu berkata dengan tajamnya padaku ;

"ulurkanlah tanganmu, agar leluasa ku putus nadimu,

bukankah kau sudah lelah ?!,

bukankah kau sudah cukup puas ?!,

bukankah kebebasan yang kau cari ?!,

bukankah semuanya busuk dan menjijikkan ?!,

bukankah ini yang selama ini kau pikirkan ?!,

sebuah bunuh diri yang sempurna bukan ?!,

cepatlah !!!,

ulurkanlah tanganmu,

agar leluasa kuputus nadimu !!!,

cepatlah !!!,

diriku tak tahan lagi tuk menunggu,

goresan lembut dan cepat,

akulah ahlinya !!!,

bau darahmu yang segar,

ohh...alangkah nikmatnya,

cepatlah !!!,

apalagi yang kau tunggu ?!,

tak akan ada yang akan menangisimu,

tak akan ada yang akan kehilanganmu,

tak akan ada yang akan mengingatmu !!!,

hanya aku ;

SEBUAH SILET,

yang akan menemanimu di saat-saat terakhirmu,

di saat-saat menjelang ajalmu,

hanya aku ;

SEBUAH SILET,

yang akan menangisimu,

pada setiap darah yang menetes,

hanya aku ;

SEBUAH SILET,

yang akan kehilangan dirimu,

di saat malaikat maut memeluk dirimu,

hanya aku ;

SEBUAH SILET,

yang akan mengingatmu,

pada karat yang terbentuk karena darahmu,

jadi,

apa lagi yang kau tunggu ?!?!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar