Minggu, 24 Mei 2009

Lalat Pengganggu 6

Kenapa aku harus menjauh dari permasalahan ?!, bukankah hidup adalah “masalah” ?!, lagipula, selama manusia hidup, hanya untuk mencari, membuat, merumuskan, mengatasi, dan menyelesaikan masalah !!! Bukankah setelah mengatasi masalah satu, masalah yang lain datang ?!, entah itu masalah dari dan bagi diri sendiri, maupun datang dari sekitar atau lingkungan di luar diri kita !!!. Lalu, kau bertanya padaku ; mengapa aku harus menjauh dari permasalahan ?!, bukankah masalah ada untuk dihadapi ?!, adakah aku pengecut ?!.

Dengan tegas kujawab TIDAK, sahabat !!!, mungkin aku penakut, tetapi aku bukan pengecut !!!. Kau tahu semua permasalahan dalam diriku, sedemikian kompleks dan penuh dilemma. Kau tahu aku semenjak kanak-kanak hingga sekarang. Semua gundah ku kubagikan juga padamu, tanpa ada yang kututup-tutupi. Kadang kau tertawa, termangu, bahkan geleng-geleng kepala mendengarkan ceritaku.

Selalu menyenangkan berbagi cerita denganmu, sahabat. Mungkin, kedewasaan meniadakan keluguan dalam pikiran. Bukankah semua orang telah berubah menjadi “pedagang” yang selalu menimbang “untung-rugi”, bahkan dalam persahabatan !!!. Itu yang ku alami disini, sahabat.

Kau pun paham rasa dari sebuah penolakan, pengingkaran, dianggap tak ada, dikhianati, juga dicemooh oleh teman-teman mu sendiri, untuk sebuah alasan yang jauh dari kemanusiaan. Hidup telah dikotak-kotakkan !!!, dan masing-masing memagari diri mereka dengan –isme2 mereka yang penuh kemunafikan !!!, terlalu banyak dualisme yang menjadi atribut bagi manusia !!!, bahkan, orang-orang yang mengklaim dirinya “terpelajar” tak luput dari hal-hal tadi, bukankah menyedihkan ?!.

Sampai mana aku tadi ?!, oh ya, aku ingin menjauh dari permasalahan karena pikiranku yang penat oleh peristiwa-peristiwa yang mendera, terlalu jenuh aku tuk mampu berkonsentrasi menyelesaikannya. Aku lelah, sahabat, kurasa aku perlu menarik diriku keluar dari permasalahan yang ku hadapi dan melihatnya dari sudut pandang yang lain dan berbeda.

Berkatalah tanpa ragu tentang diriku, sahabat, Itulah cermin buatku. Kau dan sahabat-sahabat ku yang lain adalah “penjaga” semua tindak-tanduk dan gerak ku. Kau dan yang lain adalah sahabat-sahabat terbaik yang ku miliki.

Terlalu banyak derita yang kita telan bulat-bulat. Harapan yang musnah begitu saja. Dikecewakan dan dikecewakan lagi. Tapi entah mengapa, rasa memiliki tak pernah bisa hilang. Aku masih sama seperti kalian, sahabat, selalu bertanya tentang hidup dan kehidupan. Karena, hidup yang tidak diperiksa ulang adalah hidup yang sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar