Jumat, 13 Agustus 2010

This is it...The 500th Note Called Vonlenska...

Sampai note ke 500, rupanya gw masih hidup. Hasil tes medical check up kemarin sedikit membuat gw tersenyum, gw terdiagnosa kelebihan sel darah putih alias leukosit. Apa artinya...?!, umh...gw gak musingin apalagi kuatir mengenai diri gw sendiri. Entah sejak kapan perasaan egosentris itu hilang. Gak lagi peduli dengan diri sendiri. Gak lagi berpikir besok mau apa, besok mau gimana, atau besok mau seperti apa...?!, terkadang gw berharap bahwa hari esok itu tidak akan pernah ada. Ketika berangkat tidur dan memejamkan mata, terkadang tak lagi ingin membuka mata kembali.


Kata dokter, ada infeksi di organ pernafasan gw. Gw menolak pengobatan sambil bilang ; "hidup itu apa sih, dok...?!", ke dokter yang memeriksa gw dan gak lama keluar dari ruangan praktek.


Ingatan gw kembali ke sebuah percakapan dengan seorang teman ketika gw kuliah.

"jadi, orang yang kamu sukai itu mati bunuh diri...?!"

"iya..."

"wow...hebat sekali dia..."

"entahlah...dibilang pemberani karena dia menjemput mautnya sendiri, dibilang pengecut karena dia lari dari kehidupan..."

"menurut loe, sebutan apa yang paling tepat buat dia...?!, pemberani atau pengecut...?!"

"diantaranya atau mengarah ke sesuatu yang disebut TIDAK TERDEFINISIKAN...maksudnya TIDAK TERDEFINISIKAN adalah ; gw gak tau motifnya dia ngelakuin itu apa..."

"diantaranya...?!, maksudnya abu-abu gitu...?!"

"iya...ada beberapa hal di dunia ini yang gak selalu hitam dan putih...ya itu tadi, abu-abu..."

"padahal dia itu masih sangat muda sekali..."

"ya...dia, dan juga mereka, maksud gw orang-orang lain yang juga mempunyai kecendrungan-kecendrungan seperti itu...gw juga gak ngerti, mereka masih muda, tapi sudah bosan hidup atau tak punya pengharapan lagi pada hidup. Jelas, ada sesuatu yang salah...tapi terlalu banyak faktor yang menjadi pemicunya..."

"gw pikir itu terlalu frontal..."

"maksud loe...?!"

"gantung diri, loncat dari gedung tinggi, memotong nadi dengan silet dan hal2 lain yang bisa dilakuin buat bunuh diri itu terlalu frontal...gak cerdas..."

"gak cerdas...?!"

"kenapa gak bunuh diri pelan2...?!, merusak diri loe sendiri dari dalam maksud gw. Kematian itu pasti datang dengan cepat, dan orang2 di sekitar akan berkata bahwa itu adalah kematian yang wajar, karena sakit, karena umur pendek, karena kebiasaan buruk, dan lain-lain..."

"menurut loe itu kematian yang cerdas...?!"

"umh...gak juga sih...hahahahaaa...mending gw mati ketabrak kontainer gara-gara nolongin anak kecil mau ngambil bola yang dia tendang ke jalan raya. Atau semacam itulah..."

"hooo...pengorbanan..."

"hahahahaaa...ada sesuatu yang selalu gw pikirkan setiap hari mengenai pengorbanan..."

"apa itu...?!"

"apakah ada orang yang berkorban tanpa mengharapkan imbalan, atau adakah orang yang melakukan pengorbanan tanpa mengharapakan sesuatu hal sebagai balasan atau timbal baliknya...?!"

Pertanyaan itu sampai sekarang belum terjawab, atau mungkin sudah terjawab tapi gw gak sedang mendengarkan.


Gw punya sebutan baru di kalangan teman-teman. Mereka menyebut gw ; CONSTANTINE. Pernah nonton filmnya kan...?!, si CONSTANTINE ini memang bandel, masih saja merokok meski batuknya sudah bercampur dengan darah segar. Ini yang gw sebut dengan bunuh diri pelan-pelan. A SILENT SUICIDE. Dan gw gak bangga dengan ini. Biasa aja. It's not noble but it's my number one pain killer.


Jadi, gw yang sebenarnya itu seperti apa...?!. Seorang kenalan baru *kenalnya gak sengaja dan gak pernah ada niat untuk kenal...tiba2 aja bisa kenal...seperti sebuah kebetulan...terkadang hidup memang seperti sebuah kumpulan-kumpulan kebetulan...*

Dia membaca semua tulisan gw. Tersenyum, tertawa, serius, memicingkan mata, mengerutkan dahi, dan sebagainya-dan sebagainya. Lalu dia bertanya seperti ini ;

"KASIH TAHU KE GW, SEDEPRESI APA SIH HIDUP LOE....?!"

Gw gak bisa lagi berkata-kata. Kedua tangan gw cuma bergetar. Gw mengganti topeng gw yang barusan hancur berantakan dengan topeng yang baru. Dia pun pergi. Sama seperti yang lain. Pergi.


Kali ini, gw membiarkan orang-orang yang pergi dan berlalu itu. Tak lagi ingin mereka kembali. Menjadi asing itu ide yang terlalu sempurna untuk diabaikan dan tak dijalankan. Seseorang mengajari gw hal itu. terima kasih banyak.


Seorang temen gw perempuan bertanya ke gw seperti ini ;

"loe pengen punya anak berapa...?!"

"tiga..."

"namanya siapa aja...?!"

"Luvena, Near, dan Kurenai..."

"namanya koq aneh-aneh...?!"

"ada artinya..."

"apa artinya...?!"

"Luvena itu anak perempuan, artinya kekasih yang mungil. Near itu anak laki-laki, it's like a pray that I hope he always be near when somebody is saved. Kurenai itu anak perempuan, kurenai means deep red, and deep red means love...."

"ibunya siapa...?!"

"siapa aja lah...yang penting halal..."

"hahahahaa...maksudnya...?!"

"siapapun ibunya anak-anak, minumnya teh botol sosro..."

"jaahhhh...hahahahaaa...dasar lemper....!!!"


Tak ada yang salah dengan mimpi. Begitu juga dengan angan-angan dan khayalan. Semuanya terasa benar sampai kenyataan membaurkannya dengan sempurna. Terlalu sempurna.


Ini sebuah cerita dari masa lalu gw, ketika gw lahir sampai berusia hampir 2 tahun, gw ditinggal oleh bokap gw yang tugas ke timor-timur. Bokap gw beberapa kali bertugas ke timor-timur dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Selama bokap gw bertugas, gw sering banget main sama anak tetangga yang seumuran gw, bokapnya waktu itu tidak dikirim bertugas ke timor-timur seperti bokap gw. Jadi, gw yang masih kecil banget itu menganggap kalo bokap gw ya bokapnya temen gw itu tadi.

Namanya juga anak kecil yang mengandalkan pengalaman dan perasaan. Ketika bokap gw pulang, gw memanggil bokap gw dengan sebutan "OM". Selama jangka waktu bokap gw pergi tugas, gw terbiasa dengan seorang perempuan yaitu nyokap gw di rumah, dan gw sebagai satu2nya laki2 di rumah. Jelas, dengan adanya bokap gw, gw menjadi terganggu. Bokap gw pun sedih dengan kenyataan seperti itu.

Ketika bokap gw ada di rumah, gw selalu bertanya seperti ini ke nyokap ;

"MAMA, SI OM ITU KOK GAK PULANG-PULANG SIH, MA...?!, SURUH PULANG DONG, MA...?!"

atau seperti ini ;

"MAMA, SI OM ITU DATANG LAGI, MA...USIR DONG, MA....!!!"

nyokap gw menjelaskan seperti ini ;

"ITU BUKAN OM, ITU PAPA..."

gw pun berteriak-teriak, kadang sampe histeris ;

"BUKAAAANNN...BOHOOOONNGG...ITU BUKAN PAPA...ITU CUMA SI OM...!!!, PAPA AKU BUKAN ITU...ITU BUKAN PAPA...!!!, MAMA BOHONG...!!!"

semakin sedihlah bokap gw itu. Gw pun gak mau dekat2 dengan bokap gw. Gak mau digendong atau dirayu dengan dibelikan mainan. Diajak ngobrol pun gw diam atau menjawab seadanya saja.

Semakin hari, gw pun tersiksa dengan kehadiran bokap gw. Sakitlah gw, sampai pernah demam 40 derajat celcius. Gw pun dibawa nyokap mengungsi ke rumah saudara yang rumahnya gak begitu jauh
karena gw tersikasa dengan kehadiran bokap gw yang asing itu.

Semakin tersiksalah batin bokap gw itu. Nyokap bilang seperti ini ke bokap gw waktu itu ;

"JANGAN DIPAKSAKAN KALO BUKAN DIA YANG MEMULAI DULUAN UNTUK KENAL..."

Bokap gw pun setuju. Tak berapa lama,b okap pun harus berangkat tugas lagi ke timor-timur. Bokap membawa baju yang sering gw pakai sebagai obat kangen katanya. Sering ketika di hutan atau sedang ada waktu luang, bokap gw itu memandangi baju gw yang dibawa, diciumi, atau membayangkan gw sedang ada di pelukannya. Entah karena sugesti rasa rindu atau apa, gw pun jadi sakit-sakitan.

Ketika bokap gw bercerita ke nyokap gw tentang perasaannya, nyokap pun menegur bokap gw ;

"IKHLASKAN SAJA, TAK PERLU RISAU. KAMU BERSEDIH DAN TERTEKAN BATIN SEPERTI INI UNTUK APA...?!, DIA ANAK KAMU, KAMU AYAHNYA, PASTI DIA AKAN MENERIMA KAMU..."

Pada akhirnya, gw pun memanggil si OM itu dengan panggilan PAPA.


Teringat obrolan gw dengan bokap gw di beranda rumah di waktu sore. Gw masih SMA waktu itu ;

"bang, kamu mau gak jadi tentara...?!"

"enggak..."

"jadi polisi...?!"

"enggak..."

"jadi PNS...?!"

"enggak..."

"lho...kenapa gak mau...?!"

"papa sudah lupa...?!, jadi abdi negara itu tujuannya cuma satu ; PENGABDIAN. Perasaan papa pernah ngomong gitu deh...?!, sudah lupa apa lagi nge-tes...?!"

bokap gw pun tertawa dengan tawanya yang khas.

"aku bukan tipe orang seperti itu, pa...makanya aku gak mau...aku gak bisa..."

"ya...sedih memang bila melihat kenyataan yang ada sekarang, bang..."

"kenyataan apa, pa...?!, ceritain dong, pa...oh ya, sekalian juga cerita-cerita waktu papa tugas di daerah konflik...abang kan udah gede, pa...cerita dong, pa...?!"

Bokap gw pun terdiam sebentar, memandangi gw, lalu masuk ke dalam rumah. Bokap gw itu gak pernah cerita ke gw saat-saat dia ada di daerah konflik. Tentang perang dan semacamnya yang pernah bokap gw lalui. Ada kengerian di matanya, ada ketakutan, ada trauma, ada semacam luka yang tak ingin diketahui oleh anak-anaknya.

Seorang teman dekat bokap gw pernah bercerita *karena gw paksa buat cerita* tentang sebuah hari di timor-timur. Kira-kira seperti ini ceritanya ;

Seorang teman dekat bokap besok dapet ijin cuti untuk pulang dengan beberapa prajurit yang lain. Denngan senangnya dia bercerita dan tertawa senang tentang kerinduannya untuk bertemu dengan keluarga dan orang2 yang disayanginya. Untuk seorang tentara, bisa pulang sejenak dari daerah konflik, jelas itu adalah kebahagiaan. Malam harinya terjadi kontak senjata dengan pasukan yang kala itu disebut sebagai Gerakan Pengacau Keamanan. Teman bokap yang besok hendak pulang itu gugur.

Untuk beberapa lama, bokap gw tak tahu bagaimana caranya untuk tertawa.

Di Kamboja kala itu, konvoi pasukan bokap yang jumlahnya cuma puluhan orang di kepung oleh ratusan gerilyawan Khmer Merah. There's no way out. Evakuasi personel pun dilakukan dengan helikopter. Beruntung tak ada gerilyawan yang menembakkan RPG ke arah helikopter itu. Belum lagi bagaimana jantungannya bokap gw kala berunding dengan gerilyawan Khmer Merah dengan sejata yang harus dilucuti sebagai syaratnya.

Sempet juga bokap mau ditugaskan di Bosnia, tapi nyokap melarang bokap untuk pergi.

Gw jadi tahu kenapa bokap gw menangis ketika sambil memeluk nyokap, memeluk gw, dan juga memeluk adik2 gw ketika kembali dari tugas di daerah konflik.

Perasaan yang sama saat gw menonton film WE ARE SOLDIER. Di balik seragam itu, mereka juga manusia, sama seperti manusia yang lainnya.


Oh ya, jadi teringat sama seorang teman gw yang sempat hilang itu. Akhir2 ini dia sering muncul lagi lewat chattingan. Sekarang dia telah menjadi seorang maniak komputer. Selalu dan selalu saat memulai obrolan, dia selalu mengetik HAHAHAHAHAHAAA...jadilah gw memanggil dia dengan sebutan OM JIN. OM JIN sedang sibuk dengan program2 LINUX sekarang. Katanya mau bikin buku tutorial LINUX buat para EXPERT. Gaya bener dah itu si OM JIN. Minatnya di TEKNIK NUKLIR, kuliahnya di FARMASI, hasratnya di SATRA, PSIKOLOGI, DAN FILSAFAT. Sekarang asyik ngutak-ngatik KOMPUTER. Jelaslah sudah kalau FARMASI itu tempat yang asyik untuk MENDAMPARKAN diri sejenak *buat anak2 farmasi, jangan dimasukkin ke hati. Ini subyektif aja, gak pernah ada yang sia2 dari ilmu yang didapat*



Teringat akan obrolan dengan seorang teman, waktu itu gw nginep di kost-an nya dia. Waktu itu dia mau menikah, sekarang ini sudah menikah dan istrinya sedang mengandung anak pertama.


"cuy...loe kapan marriednya...?!"

"kapan-kapan deh...itu juga kalo inget..."

"nungguin jandanya ya loe...?!"

"yee...perawan banyak ngapain nungguin janda...?!, sepaket pula...?!"

"hahaha...dodol loe...!!!, berani loe ngomong gitu di depan dia...?!"

"mana berani gw...!!!, gila apa...?!"

"yaudah, buruan married loe...!!!"

"berisik loe...!!!, gaya loe aja kayak orang bener kalo married...!!!"

"jiaahh...pedes bener omongan loe...?!?!"

"loe mah sama kayak anak muda-anak muda sekarang....married jadi obsesi...!!!, TOLOL...!!!"

"sial...gw dikatain tolol...!!!"

"ya..kalo anggapan married itu kayak cuma seneng2, kayak jalan2 dan traveling, atau kayak lagi main game sih ya gw bilang itu TOLOL...!!!"

"heeeuuu..."

"dengerin...loe ketemu cewek yang bakalan loe lihat terus mukanya sampe loe mati, loe liatin terus badannya dari mulai yang seksi sampe amburadul kayak adonan donat, terus loe raba dan belai kulitnya yang kenceng sampe kendor dan berkerut-kerut...loe bisa ngasih jamninan ke gw gak kalo loe gak bakalan bosen sama dia...?!, loe bisa ngasih jaminan ke gw kalo loe terima dia meski anggota badannya gak utuh karena sesuatu setelah loe nikahin dia...?!, loe bisa gak menerima keluarga besarnya yang loe gak tahu seperti apa sifatnya sama seperti loe menerima dia apa adanya...?!, loe bisa melalui saat2 berat bersama dia gak...?!, apapun yang terjadi loe akan selalu dengan dia...?!, loe bisa tahan dengan kecemasan2, kegelisahan2 dan ketakutan2 dalam rumah tangga gak...?!, kira2 loe bisa terima keadaaan anak loe gak...?!, kali aja lahirnya cacat atau autis atau epilepsi, atau karena kelainan2 lain...?!, loe bisa terima itu gak...?!, kira2 loe bisa ngasih contoh ke anak2 loe gak...?!, kira2 loe punya gambaran mental seorang suami dan juga seorang ayah seperti itu gak...?!, kalo loe gak punya, terus ngapain nikah...?!, inget, nikah itu cuma sekali, kecuali loe punya planning menikah berkali-kali...itu bukan suatu masalah..."

"menurut loe...?!"

"loe mah kebelet pengen kawin, bukannya pengen nikah...!!!, HAHAHAHAHAAAA...."

"MONYEEEEEEETTTTT.....!!!!"

"tapi, yang tadi itu serius..."

"ya..gw ngerti koq..."

"gw selangkah lebih maju dan lebih stress dari loe...heheheheheeeee...."

"ya..yaa..yaaa..family matters...."

"yups...jadi seorang ayah itu rupanya...gimana ya ngejelasinnya..."

"sulit banget ya...?!"

"kayak status di facebook lah ; IT'S COMPLICATED....hahahahahaaaa..."

"wakakakakakakakakk..."


Jadi memang benar, jadi Ayah itu adalah tugas yang paling HOROR dan MENGERIKAN...AJIB bener dah rasanya. IT'S COMPLICATED.



Kemarin gw bisa lega. Gw kirim lagu sebagai permintaan maaf gw ke mantan pacar gw. Lega banget.

(kalo mau dengar lagunya, cek disini ; http://www.youtube.com/watch?v=isHKXewiDMs)

(kalo mau download lagunya, disini aja ; http://www.bfwrecordings.com/releases/KorineConception-GlowInTransparancyAurora.php)

Memang benar kalo menjadi asing itu adalah ide yang paling keren. Gw seneng mengetahui dirinya baik2 aja *Semoga selalu baik2 aja*, dikelilingi teman2nya yang baik2 juga *semoga mereka itu adalah teman2 terbaik yang dia miliki*, bebas dari "hal-hal" yang ada sewaktu gw deket dari dia. Kalo gw definisikan sih ; "lebih baik dari dia yang dulu". Itu bagus. Mungkin, memang seperti itu seharusnya. Dan memang seharusnya gw dan dia saling asing seperti ini. Jika itu baik, kenapa tidak...?!, gw pun setuju jika itu berakhir dengan sebuah kebaikan. Sebuah win-win solution.

Maafin gw ya, gw pasti lagi stres berat waktu itu. Setelah gw baca ulang kemarin ; emang bodoh banget gw waktu itu. Tapi gak apa2,mungkin memang sudah seperti ini jalannya. Everything happen for a reason right...?!, jadi sekali lagi gw minta maaf. Kita akan sama-sama senang dan merasa baikan dengan saling menjadi orang asing. Oh ya, terima kasih buat semuanya *Semua yang pernah ada waktu itu, sekarang itu disebut masa lalu*. I MISS YOU....GOOD BYE.


Akhirul kalam *ceilaaaahhh...gaya banget dah...!!!* senangnya untuk mengetahui bahwa setiap orang punya PAIN-nya masing2. Jadi, gw pun punya PAIN gw sendiri. Kalian punya PAIN kalian sendiri juga.Topeng-topeng sudah dibakar semuanya. Saatnya mengobati PAIN itu sendiri. Jika beruntung, mungkin ada seseorang atau beberapa orang yang akan menemani sekaligus mengobati PAIN itu.
Kita akan terus berusaha...atau mati saat berusaha.


Pertanyaan ini pernah beberapa kali datang ke gw, ditanyakan oleh temen gw ;

"di umur 29 itu akan seperti apa sih...?!"

gw jawab dengan bermacam-macam jawaban, tapi di dalam hati gw menjawab ;

"kemungkinannya hanya dua ; kita masih hidup atau kita sudah berada di sebuah dunia yang kita sendiri tak tahu bentuknya seperti apa..."


Untuk para suami yang mengekang dan seolah memenjarakan istrinya, juga para istri yang selalu mencurigai suaminya, gw cuma mau bilang ; "LOVE IS FREE, FREE IS LOVE..." *pesan sponsor euy...peace ahh...*


SAMPAI JUMPA DI NOTE BERIKUTNYA...GOD BLESS YOU ALL...^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar