Jumat, 13 Agustus 2010

Anak - Anak Kehidupan...

Di sepanjang trotoar fly over ini mereka tertidur dalam gelap,

Juga di sepanjang trotoar underpass mereka terlelap,

Beralaskan koran dan kardus bekas,

Berselimutkan debu dari kendaran yang melintas.


Anak-anak itu...

Rumahnya beratapkan langit dan beralaskan tanah,

Jiwa-jiwa yang terluka dan bernanah,

Nyenyak kah tidurmu...?,

Indahkah mimpimu...?.


Anak-anak itu...

Ya, anak-anak itu,

Yang sekarang terbaring tidur di depan mataku,

Dipeluk semilir angin serupa lagu yang mendayu,

Membawa asa mereka lantas berlalu,

Pada siapa mereka mengadu...?.


Lihatlah anak-anak itu...

Untuk mengeluh pun lidahnya tak lagi mampu karena kelu,

Untuk menangis pun tak lagi bisa karena air dimata mereka telah membeku,

Tapi mereka masih tersenyum meski bibir mereka kaku,

Lihatlah mereka itu.


Mereka memiliki apa yang generasi muda sekarang tidak miliki,

Generasi depresi, anarki, pemuja cinta, pemuja setan, dan asal jadi,

Mereka hanya tidak memiliki satu hal dari yang kita miliki ;

UANG.


Aku tahu kita berbagi pendapatan untuk mereka,

Setiap bulan pendapatan kita dipotong untuk mereka,

Tapi, mengapa mereka masih ada...?,

Kurang banyakkah untuk mereka...?,

Potong lebih banyak saja jika itu berguna,

Sungguh, kami tak apa-apa.


Mereka yang memotong itu seharusnya tahu,

Jangan lantas jadi belagu karena berbaju,

Baju berwarna seperti keju busuk lagi bau,

Seharusnya kalian yang jadi babu.


Anak-anak itu masih terlelap,

Di trotoar fly over dan underpass yang gelap,

Mempercayakan hidupnya pada setiap hal yang hinggap,

Melihat mereka membuat nafasku terasa pengap.


Mereka itu anak-anak kehidupan,

Kehidupan mempercayakan mereka pada manusia-manusia yang mereka temui,

Jauh dari kenyamanan dan rasa aman,

Jauh dari keinginan dan kebutuhan,

Namun mereka tidak depresi,

tidak juga anarki,

tidak memuja cinta apalagi memuja setan,

dan kelak mereka akan benar-benar menjadi.


Lihatlah mereka,

Anak-anak kehidupan itu,

Temuilah mereka,

Janganlah lagi menutup mata,

Bukan sebuah universitas atau sekolah tinggi yang mengajarkan tentang kehidupan,

Tapi di jalanan,

Ya...

Di jalananlah tempat kenyataan dan kehidupan dipelajari,

Dan maaf,

Teori-teori tak berlaku sama sekali disini.



Jakarta Selatan, 7 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar