Senin, 23 November 2009

Your Failed Guardian Angel

“kamu tidak akan bunuh diri kan…?!”, ujar satria pelan.


Perempuan itu menggeleng pelan.


“mungkin, aku akan menemani kamu malam ini, perasaanku benar2 was2…”, ujar satria lagi.


“aku sudah baikan sekarang, berkat kamu…”, sahut perempuan itu.


“obatnya sudah kamu minum…?!”, Tanya satria sambil menatap wajah kekasihnya itu.


Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum kecil.


“tak ada yang perlu kamu risaukan, aku punya kamu…”, ujar perempuan itu sambil memegang pipi satria.


Satria hanya tersenyum sambil memegang tangan halus milik perempuan itu yang sedang mengelus pipinya.


“jangan bunuh diri ya…”, ujar satria pelan.


Perempuan itu tak menjawab, hanya tersenyum.


“jangan bunuh diri ya…?!, berjanjilah padaku…”, ujar satria lagi.


“aku punya kamu, tak hanya hari ini, kemarin pun aku punya kamu, selamanya aku akan punya kamu…”, sahut perempuan itu.


“aku tahu, tapi gak tau kenapa, perasaan aku benar2 tidak enak sekarang…tak seperti hari2 kemarin…”, ujar satria sambil menyenderkan badannya ke dinding kamar.


“pulanglah, sudah larut malam…”, ujar perempuan itu.


“berjanjilah dulu padaku…!!!”, sahut satria.


Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum.


“sebenarnya aku ingin sekali disini, setidaknya sampai besok pagi…”, ujar satria.


“pulanglah, aku baik2 saja, aku punya kamu, selamanya…”, sahut perempuan itu sambil mencium kening satria.


Satria mengangguk dan mulai berdiri.


“besok pagi aku jemput seperti biasa ya..”, ujar satria sambil membuka pintu kamar.

perempuan itu mengangguk pelan.


Satria pun berlalu pulang dengan perasaan was2 yang terus berkecamuk di dalam dirinya.


Dicobanya untuk tetap tenang, namun tak bisa.


Keesokan paginya.


Satria berlari di jalan komplek perumahan kekasihnya itu, hujan gerimis turun di pagi yang muram ini. Semalaman dia tak bisa tidur.


Jantungnya berdegup kencang saat melihat rumah 2 lantai yang dicat putih itu penuh dengan orang2 di halaman. Sebuah mobil ambulan diparkir tepat di depan pintu gerbang.


Kakinya seperti tak punya tenaga untuk berdiri, apalagi untuk berjalan. Dia tahu apa yang terjadi. Satria berjalan menuju rumah itu, suara2 orang2 yang riuh tak terdengar di telinganya.


Hening.


Dilihatnya sepasang orang tua yang terus menangis di ruang tamu. Satria terus berjalan menuju kamar kekasihnya yang sudah di pasang garis polisi.


Satria menarik nafasnya dalam2, perlahan-lahan dibukanya pintu kamar kekasihnya itu.


Air matanya mengalir deras, kepalanya tertunduk dan tak sanggup melihat kekasihnya yang tergantung dengan seutas tali tambang di langit2 kamar. Darah dari nadi kekasihnya memenuhi lantai kamar.


Dicobanya untuk tetap tegar, namun tak bisa.


“kenapa kamu berbohong padaku…?!, kenapa…?!”, ujar satria lirih, bercampur dengan air mata dan penyesalan.


Dilihatnya sekali lagi wajah kekasihnya itu. Air matanya masih mengalir deras.


Ditutupnya perlahan pintu kamar itu. Satria kembali berjalan keluar sambil memegangi dinding rumah sebagai pegangan.


Satria terus berjalan keluar dari rumah itu. Hujan lebat mengguyur tubuh satria.


Tangisnya berbaur dengan hujan. Sebanyak itulah rasa kehilangannya. Tak didengarnya lagi suara2 di sekitarnya, hanya keheningan.


Kata2 kekasihnya masih terngiang di kepalanya ; ““aku punya kamu, tak hanya hari ini, kemarin pun aku punya kamu, selamanya aku akan punya kamu…”


“aku akan selalu jadi kepunyaanmu, meski aku gagal menyelamatkanmu…”, ujar satria lirih.


You called me after midnight,
it must have been three years since we last spoke.
I slowly tried to bring back
the image of your face from the memories so old.
I tried so hard to follow,
but didn't catch a half of what had gone wrong,
said "I don't know what I can save you from. "
I don't know what I can save you from.
I asked you to come over,
and within half an hour,
you were at my door.
I had never really known you,
but I realized that the one you were before,
had changed into somebody for whom
I wouldn't mind to put the kettle on.
Still I don't know what I can save you from.
I don't know what I can save you from.

(KINGS OF CONVENIENCE - i don't know what i can save you from)

[ untuk mereka yang telah membunuh dirinya sendiri, kalian memang pemberani dan tak sekedar omong kosong belaka, I salute you...!!! ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar