“panggillah aku kekasih…!!, panggillah aku malam ini saja, sekali ini saja…!!”, ujar pria itu.
“kenapa..?!, bukankah kau tak peduli pada embel2 dalam asmara..?!”, sahut wanita yang persis duduk disamping pria itu, di bangku taman kota.
“entahlah, aku hanya ingin mendengarnya saja dari mulutmu”, ujar pria itu.
“kenapa tidak dari kemarin2 kau memintanya…?!, kenapa tidak besok2 kau memintanya…?!, kenapa harus sekarang..?!”, sahut wanita itu sambil memandangi wajah pria itu.
Pria itu hanya menggumam. Sambil menyenderkan tubuhnya ke bangku taman yang dingin.
“kenapa saat ini kau meminta…?!”, tanya wanita itu.
“entahlah…!!”, jawab pria itu sambil memejamkan matanya.
“jangan pernah memintaku melakukan hal2 yang kau sendiri tak mengerti..!!”, ujar wanita itu setengah kesal.
Pria itu hanya tersenyum sambil menatap wajah wanita itu.
“menunggu kepastian darimu sudah menjadi sebuah kesenangan tersendiri buatku…!!”, ujar wanita itu lagi.
Pria itu tertawa. Tertawa terbahak.
“kenapa tertawa…?!”, tanya wanita itu.
“entahlah…!!!”, jawab pria itu datar.
Terdiam. Wanita itu kini terdiam.
“sejak kapan menunggu menjadi sebuah kesenangan…?!”, tanya pria itu.
“entahlah…!!!”, jawab wanita itu singkat.
Pria itu tertawa. Tambah kencang tawanya.
“hanya satu hal dalam pikiranku ; kita sedang apa…?!”, ujar wanita itu.
Tak ada lagi tawa. Pria itu kini terdiam.
“kita sedang apa…?!”, tanya wanita itu lagi.
“kita…?!”, tanya pria itu.
“ya…!!, kau dan aku…!!!”, jawab wanita itu.
“entahlah…!!!”, jawab pria itu sambil melayangkan pandangannya ke sekeliling taman ini.
“Kau kenapa…?!”, tanya wanita lagi.
“entahlah…!!!, orang2 di taman ini semua berpasangan, mereka mungkin sedang saling menggoda pasangannya, ngobrol serius tentang hubungan mereka, berbicara tentang asmara, berbicara tentang perasaan…”, ujar pria itu.
“lalu…?!”, tanya wanita itu.
“kau.mereka. mungkin sedang merasakan hal yang sama”, jawab pria itu.
“Kau sendiri..?!”, tanya wanita itu lagi.
“sepi…!!!”, jawab pria itu sambil memejamkan matanya kembali.
Wanita itu terdiam kembali.
“hampa luar biasa…!!!”, pria itu melanjutkan kata2nya.
“wanita itu masih terdiam. Matanya kini berkaca-kaca.
“maaf, jika itu buat mu terluka…!!!”, ujar pria itu lagi.
“kau tak percaya pada cinta…?!”, tanya wanita itu sambil menyeka air mata di pipinya.
“aku percaya…!!!”, jawab pria itu.
“aku percaya bahwa cinta membuat beberapa anak tersakiti karena perceraian orang tua mereka, aku percaya bahwa cinta menjadi pembenaran banyak tragedy kemanusiaan, aku percaya bahwa cinta adalah alasan kita menyakiti perasaan orang lain. Ya…!!!, aku percaya pada cinta…!!!”, lanjut pria itu sambil bangkit dari duduknya.
“kau mau kemana…?!”, tanya wanita itu sendu.
“pergi dari sini…!!!”, jawabnya sambil tersenyum, jemarinya menyeka air mata di pipi wanita itu.
“kenapa…?!”, tanya wanita itu lagi.
“karena pada akhirnya ; kita akan saling membenci dan menyakiti…!!!”, jawab pria itu masih tersenyum.
Wanita itu terdiam. Matanya masih berkaca-kaca menyaksikan pria itu berlalu. Berlalu tanpa sekali pun menoleh.
Minggu, 24 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar